Sabtu, 31 Juli 2010

SIAPA ITU IBNU RUSYD OR IBN RUSYD

sebenarnya gak pengin posting beginian tapi karena tugas dari kampus, buat nulis resume tentang ibnu rusyd ya sekalian aja di posting biar ga susah nanti kalo cari2. buat temen2 yang lain yang sedang cari ya silahkan saja di baca atau di copy sekalian..hehe. langsung saja yah , kita simak tulisan di bawah ini:

Abu Ya‘la al-Walid Muhammad ibn Ahmad ibn Muhammad ibn Rusyd (1126-1198), atau yang lebih terkenal dengan sebutan Ibn Rusyd atau Averroes, adalah filosof Muslim Barat terbesar di abad pertengahan. Dia adalah pendiri pikiran merdeka sehingga memiliki pengaruh yang sangat tinggi di Eropa. Michael Angelo meletakkan patung khayalinya di atas atap gereja Syktien di Vatikan karena ia dipandang sebagai filosof free thinker. Dante dalam Divine Comedia-nya menyebutnya “Sang Komentator” karena dia dianggap sebagai komentator terbesar atas karya-karya Aristoteles.

Secara resmi, Ibn Rusyd memang diminta oleh Amir Abu Ya‘la Ya’qub Yusuf untuk menulis komentar atas berbagai karya Aristoteles, di mana untuk setiap buku dia membuat tiga kategori komentar: ringkasan (jami’), komentar singkat (talkhis) dan komentar detail (sharh atau tafsir). Yang terakhir disiapkan untuk mahasiswa tingkat tinggi. Akan tetapi, untuk jangka waktu yang sangat lama, di dunia Muslim, Ibn Rusyd tidak dikenal karena komentar-komentarnya terhadap karya-karya Aristoteles, tapi karena Tahafut al-Tahafut-nya yang ditulisnya sebagai bantahan terhadap terhadap buku al-Ghazali, Tahafut al-Falasifah. Komentar-komentarnya banyak berada di dunia Yahudi dan Kristen sehingga kebanyakan komentar-komentarnya tidak lagi ditemukan dalam bahasa Arab, tapi sudah dalam bentuk terjemahan bahasa Hebrew atau Latin.

Memang, Ibn Rusyd merupakang komentator besar karya-karya Aristoteles, namun perhatian intelektualnya yang vital dalam konteks pemikiran filsafat Islam diabaikan, kita telah berbuat tidak adil terhadapnya. Sekalipun bersikap sebaliknya juga sama tidak adilnya. Akan tetapi bagaimanapun juga, untuk memperoleh suatu pemahaman yang benar tentang pemikiran filosofis dan teologis Ibn Rusyd, sumber yang paling penting tentu saja Tahafut al-Tahafut.

Ia lahir di kota Cordova, Ibu Kota Andalusia.Kakeknya adalah seorang ahli fiqh dan ilmu hukum terkenal. Di samping menjabat sebagai imam besar di Masjid Jami’ Cordova, ia juga diangkat menjadi hakim agungn (qadi al-jama’ah). Setelah meninggal, jabatan hakim agung ini diteruskan oleh puteranya, ayah Ibn Rusyd.

Tampak di sini bahwa Ibn Rusyd terlahir dari keluarga ahli-ahli fiqh dan hakim-hakim. Tidak mengherankan jika salah satu karyanya yang sangat terkenal, Bidayat al-Mujtahid wa Nihayat al-Muqtasid, merupakan karyanya dalam bidang fiqh. Buku ini merupakan suatu studi perbandingan hukum Islam, di mana di dalamnya diuraikan pendapat Ibn Rusyd dengan mengemukakan pendapat-pendapat imam-imam fiqh.

Senin, 12 Juli 2010

Teknologi Curve Control System (CCS) Mobil Ford

AMERIKA,KOMPAS.com - Ford menciptakan suatu teknologi Curve Control System (CCS) buat pengendara mobil. Alat ini bisa mencegah terjadi kecelakaan akibat kecerobohan pengemudi yang melakukan manuver di tikungan dengan cepat, sehingga mobil kehilangan kestabilan.

Di Amerika, setiap tahun tercatat 50.000 Kecelakaan karena kesalahan yang membelok sangat cepat (kecepatan tinggi). Nah, dengan fitur ini, Ford berharap bisa bermanfaat, khususnya untuk di jalan tol.

Kelebihan dari teknologi pengontrol belokan ini, keempat roda dapat mengerem dengan halus. Trus, ketika mobil melaju dengan kecepatan di luar batas, torsi mesin bisa dikurangi untuk menurunkan kecepatan sampai 15 km/jam per detiknya. Dengan begitu, mobil bisa kembali berada di jalurnya.

Ford menjelaskan CCS bekerja pada permukaan yang kasar, saat kondisi basah maupun kering. Jadi, jika mobil tidak membelok sesuai yang diinginkan pengemudi, teknologi itu bisa mengembalikan jalur mobil ke posisi yang aman.

Teknologi ini bukalah suatu terobosan. Karena sistem kontrol kestabilan pada mobil sudah diperkenalkan pada 1987 dengan nama Electronic Stability Control (ESC). Hanya, fungsinya mendeteksi dan meminimalkan terjadi roda skid. Jadi, saat ESC berhasil mendeteksi terjadinya kehilangan kendali, ESC secara otomatis akan membantu mengerem untuk menolong setir bisa dikontrol pengemudi.

Pada 1990, Mitsubishi memperkenalkan teknologi sejenis itu dengan sebutan Diamante (Sigma), di mana traksi dikontrol secara elektronik. Dan untuk mobil-mobil terbarunya, Mitsubishi kini memakai Active Skid and Traction Control (ASTC).

Kemudian dua pabrikan mobil Jerman juga mengenadalkan teknologi itu. Seperti BMW mulai dilengkapi pada model produksi 1992 dengan sebutan Continental Automotive System (CAS) yang bisa mengurangi torsi mesin.

Mercedes juga tak mau ketinggalan. Pada 1992, bekerja sama dengan Robert Bosch GmbH (seperti dilakukan BMW juga) menamakannya Electronic Stability Programme (ESP).

Pabrikan mobil Amerika ini berencana akan memasangnya pada jenis crossover, SUV, pikap dan van pada 2015.

source: kompas.com